Pagi di kota sepi
Suara mesin produksi telah menjerit-jerit
Bos bos besar sedang sarapan bersama keluarga
Sedang para pekerja memulai hari sejak pagi buta
Mengayuh sepeda tua atau berjalan menyusuri kesepian
Hening
Apalagi sarapan, bahkan menikmati pagi pun tak sempat
Berjalan bagai roda gerigi yang terus berputar
Seimbang
Tak boleh goyah apalagi menjelma lemah
Mengusap hari demi hari tanpa henti
Lalu diperas habis oleh tuan tuan bermodal
Berkacamata hitam
Jas dan dasi yang rapi
Bagai hendak memberi pangan seisi bumi
Mereka membawa cambuk gaji yang tak seberapa
Hutang beras
Hutang kontrakan
Bayar sekolah dan kesehatan
Semua menjadi racikan hidup yang sempurna
Setidaknya masih ada harap untuk melihat cahaya gemerlap
Yang tak semestinya
Berdiri tegak diatas kerapuhan
Bos bos besar sedang sarapan bersama keluarga
Sedang para pekerja memulai hari sejak pagi buta
Mengayuh sepeda tua atau berjalan menyusuri kesepian
Hening
Apalagi sarapan, bahkan menikmati pagi pun tak sempat
Berjalan bagai roda gerigi yang terus berputar
Seimbang
Tak boleh goyah apalagi menjelma lemah
Mengusap hari demi hari tanpa henti
Lalu diperas habis oleh tuan tuan bermodal
Berkacamata hitam
Jas dan dasi yang rapi
Bagai hendak memberi pangan seisi bumi
Mereka membawa cambuk gaji yang tak seberapa
Hutang beras
Hutang kontrakan
Bayar sekolah dan kesehatan
Semua menjadi racikan hidup yang sempurna
Setidaknya masih ada harap untuk melihat cahaya gemerlap
Yang tak semestinya
Berdiri tegak diatas kerapuhan
Komentar
Posting Komentar